“ Diki!!!”
“ Bangun Flo, kamu mimpi lagi.”
Flora langsung memeluk Mamahnya, ia lagi-lagi bermimpi yang sama
tentang Diki, suaminya yang baru meninggal 3 bulan yang lalu. Padahal mereka
adalah pasangan yang terbilang muda. Baru 2 tahun pernikahannya dengan Diki
Flora harus kehilangan sang suami karena kecelakaan mobil yang dikendarainya.
Isak tangis Flora kian menjadi saat sang suami hadir dalam
mimpinya. Karena kasih sayang yang begitu besar sehingga Diki selalu membayangi
kehidupan Flora.
Paginya, Flora berangkat ke kantor seperti biasanya, walau
badannya tampak pucat ia bersikeras berangkat kerja. Mamahnya yang khawatir
tidak tega dengan kondisi putrinya yang kian drop.
“ Flo, sebaiknya kamu istirahat saja dulu. Kamu sangat pucat
sayang…” tutur mamah penuh perhatian.
“ Enggak apa-apa mah, Flo baik-baik aja kok, mamah nggak usah
khawatir. Udah lama Flo nggak masuk kerja, Flo bosan dirumah.”
“ Ya udah, tapi kamu hati-hati ya, kalau ada apa-apa segera
hubungi mamah.”
“ Ya, mah.”
Flora berangkat dengan mobil hitamnya. Dalam perjalanan memang
kebetulan Flo mengendarai dalam keadaan kurang kosentrasi. Tanpa
sepengetahuannnya, telah melintas hendak menyebrang seorang lelaki.
“ Tinnnnn!!!” Suara klakson memecah keheningan pagi.
Mobil Flora berhenti mendadak, untung saja tidak menabrak lelaki
tersebut.
Flora kaget di buatnya, hampir saja ia menghilangkan nyawa
seseorang. Sementara Lelaki itu langsung memburu mobil Flo.
“ Heh! Loe bisa nyetir nggak sih, mata loe dimana!” ia
marah-marah menggedor-gedor jendela kaca mobol flo.
“ Sorry-sorry gue nggak se….e.” Flo berhenti berkata saat ia
membuka jendela kaca mobilnya, lelaki yang di hadapannya memiliki rupa yang
persis dengan wajah suaminya Diki. Flo kaget dan melongo.
“ Diki???”
“ Diki-diki, gue Idik, eh mba’ lain kali hati-hati kalau bawa
mobil. Jangan melamun, bahaya! Ceroboh banget sih!” lelaki yang mengaku bernama
Idik itu bicara kesal dan ketus pada Flo.
Sementara flo tidak percaya apa yang ia lihat sekarang. Benarkah
dia Diki?
“ Iya maaf, aku nggak sengaja.”
Tanpa kata-kata laki-laki itu pergi begitu saja. Setelah sadar
lelaki yang bernama Idik tersebut sudah pergi, Flo baru akan mengejarnya. Tapi
sayang tidak keburu. Karena Diki sudah masuk angkot duluan.
Sejak hari itu Flora mendadak ceria, ia selalu semangat
berangkat kerja, sambil berharap ia bisa bertemu kembali dengan Idik, yang
wajahnya serupa dengan Diki, mendiang suaminya.
Namun sudah tiga hari setelah peristiwa itu, Flo tidak pernah
bertemu dengan Idik lagi, di hari ketiga ini ia masih menunggu siapa tahu bisa kembali bertemu dengan lelaki yang
bernama Idik itu. Mungkin karena wajahnya yang mirip dengan Diki, inilah yang
membuat Flo masih penasaran. Walaupun yang satu ini lebih terlihat sombong.
“ Apa aku bermimpi ya waktu itu bertemu dengan orang yang mirip
mas Diki” ia mendesah sesal.
“ …aku kebanyakan menghayal, aku terlalu mengharapkan mas Diki,
Flo ingat! Mas Diki udah tenang di sana!” ia meyakini dirinya sendiri, berusaha
sadar akan kehilangan suaminya.
“ Aku harus sadar, aku nggak mau lama-lama bisa gila kalau
terus-terusan seperti ini”
Ia kembali kedalam mobil, baru starter dibunyikan, tiba-tiba ia
melihat sosok yang tidak asing lagi. Ya, lelaki itu. Itu yang kemarin. Segera
Flo keluar dari mobil memburu Idik yang sedang menunggu angkot.
“ Diki…!!” pekiknya
Lelaki itu menoleh.” Loe lagi?”
“ Akhirnya…”
“ Akhirnya kenapa?”
“ Akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi Diki.”
“ Nama ague Idik, bukan Diki”
“ Eh, iya maaf. Diki” Senang hati Flo bisa kembali bertemu, kebahagiaannya
tidak tergambarkan saat itu.
“ Sebagai permintaan maaf, kamu mau ya sore ini buka puasa
bareng aku.”
Idik masih bengong.
“… buka puasa sama loe?nggak bisa gue udah ada janji!”
“ Please, sekali seumur hidup” pintanya memelas
Idik masih tampak berfikir sejenak lalu berkata.” Ok”
Sore itu, mereka buka puasa bersama di salah satu rerstoran
dekat rumah, segala makanan di pesan demi menyenangkan hati Idik.
“ Dik, makasih ya”
“ Untuk?”
“ Untuk kebersamaannya udah mau buka bareng”
“ Ya, biasa aja kali’.”
Hati kecil Flo berkata.” Siapapun kamu, Diki ataupun Idik, Aku
tetap sayang kamu.”
Namun sejak saat itu, Flo tidak pernah bertemu lagi dengan Idik,
seakan dia menghilang begitu saja di telan bumi. Entah kemana. Namun pertemuan
itu sangat berarti bagi Flo di Ramadhan kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar