Jumat, 07 November 2014

Kreasi Anak Jambi: Komik: Dewa Sekarabah

Kreasi Anak Jambi: Komik: Dewa Sekarabah: Karya anak Jambi ini di angkat dari kisah Dewa Sekarabah yang terdapat dalam Naskah Kuno Undang-Undang Pencacahan Jambi Oleh: ...

Kamis, 27 Maret 2014

Menjadi seorang Presenter News adalah hal yang baru bagiku, masih perlu banyak belajar untuk menjadi Presenter yang baik dan Profesional. Terus belajar Semangat dan optimis menuju lebih baik lagi.

Bersama adik-adik dari SD 12 SEMABU JUARA I LCC KUKERTA IAIN STS JAMBI
Sangat senang bisa mengajar di sini mereka begitu semangat untuk belajar(Elma,Fadil dan Ririf)

Rabu, 07 November 2012

Museum Siginjai



Hai…!
Anda sudah pernah ke Museum Negeri Jambi?
Museum Negeri Jambi yang  berlokasi di daerah Broni,Telanai Pura Jambi ini akhir bulan oktober atau awal bulan November 2012 telah menyandang nama baru alias berganti nama lohh. Jika sebelumnya kita kenal dengan nama Museum Negeri Jambi, nah sekarang berganti nama menjadi Museum Siginjai. Siginjai di kenal masyarakat jambi sebagai senjata Orang Kayo Hitam putra dari Datuk Paduka Berhala. Cerita punya cerita, katanya pergantian mana Museum ini di harapkan bisa menjadi identitas dan karakteristik budaya yang bisa memperkaya kebudayaan Provinsi Jambi dan yang pasti bisa lebih mudah di kenal dan di ingat oleh masyarakat Jambi. Saat peresmian langsung dihadiri plus diresmikan oleh wakil Gubernur Jambi. Selain itu selama satu minggu yang lalu mulai tanggal 30 oktober – 4 November 2012 banyak pameran menampilkan ragam budaya Jambi. Saat pameran selama seminggu banyak pengunjung yang datang terutama anak-anak sekolah untuk melihat langsung peninggalan warisan budaya Jambi dari tempo dulu hinga sekarang. Yang pasti kerenn banget gak salah dong kalau Museum Siginjai ini layak untuk menjadi destinasi pilihan tujuan wisata keluarga anda.
Sekian dulu, semoga bermanfaat ya…

Senin, 22 Oktober 2012

Komik: Dewa Sekarabah




Karya anak Jambi ini di angkat dari kisah Dewa Sekarabah yang terdapat dalam Naskah Kuno Undang-Undang Pencacahan Jambi
Oleh: Indra Wahyudi Jurusan Sejarah Fakultas Adab IAIN STS Jambi

Minggu, 21 Oktober 2012

Cerpen: Sepenggal Cinta di Danau Sipin

Sepenggal Cinta di Danau Sipin
By: Agus SHolihin Al-abrar

Danau indah sejuk nan asri tampak sepasang angsa putih menikmati sejuknya air. Sepasang angsa itu terlihat bahagia menikmati indahnya suasana pagi itu. Sementara sekawanan angsa lainnya asik memadu kasih bermandikan air danau yang jernih dan segar. Burung-burung berkicau di angkasa raya, kupu-kupu berkumpul merubungi kemekaran bunga-bunga di sekitar danau, tak seorangpun menyangka akan keindahan danau. Danau yang bening, air tenang. Menenangkan ikan-ikan yang asik berenang bersama sekawananya. Sepasang angsa putih terlihat bersuka ria di kesejukan air danau, sesekali sayap mereka dikibas-kibaskan dengan percikan air, sungguh keharmonisan seorang kekasih.
Begitu pula dua sahabat ini.  Helen gadis kecil yang cantik, Karel anak laki-laki yang tampan. Mereka juga tengah asik menikmati suasana pagi di danau itu. Sudah hampir enam tahun mereka kenal dan akhirnya menjadi bersahabat. Mereka sudah berada di danau sejak subuh tadi untuk menyaksikan terbitnya fajar menyinsing sampai sang Raja siang terlihat.
“ Helen, coba deh lihat angsa itu kelihatannya mereka selalu sama-sama terus ya?”
“ Ya, tentu saja mereka adalah sepasang angsa yang setia, mereka rukun dan tidak pernah berpisah. Sang jantanpun selalu menjaga angsa betina.”
“ Aku ingin seperti angsa itu.” Sambung Karel
“ Rel, jika kamu menjadi angsa jantan itu apa yang akan kamu lakukan untuk angsa betina?”
“ hmmm, tentu saja sama sepert angsa jantan itu, aku akan selalu menjaga dan setia kepada sang betinanya, aku akan melindungi dan menjaganya dari ancaman bahaya.”
“ Jika aku yang jadi angsa betinanya?” Tanya Helen lagi
“ Kau ini, tentu saja aku akan menjagamu, kita kan sahabat.”
Malam hari
Karel dan keluarganya tengah menikmati amkan malamnya. Karel terlihat senyum-senyum sendiri membuat sang Ibu heran.
“ Karel? Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?”
“ …sepertinya lagi bahagia.” Sambung Ayah
“ Engggak ada apa-apa kok .”
Tiba-tiba Ayah memulai pembicaraan.
“ Oh ya  karel. Kalau kamu lulus dengan nilai yang bagus Ayah akan memasukan kamu ke sekolah unggul di Jakarta.”
Karel sambil menyuap tiba-tiba tersedak.
“ a, ap,apa Yah! Ayah mau aku sekolah di Jakarta?”
“ Kan kamu sendiri yang minta ingin masuk ke sekolah yang unggul dan populer, kan?”
“ Ya, tapi nggak jauh-jauh ke Jakarta juga kali Yah.”
“ Karel!!” sahut Ibu
“ Aku nggak mau pindah jauh-jauh Bu, Yah. Aku pengen disini aja.”
“ Tapi Ayah kan juga harus pindah tugas ke Jakarta, jadi kita semua harus pindah.”
Karel menghentakkan sendok ke piring, sehingga mengagetkan kedua orang tuannya. Ibu karel memandang sabar.
Esoknya…
Sepulang sekolah Helen dan Karel ke danau, mereka melihat sekawanan angsa yang sedang memadu kasih di air yang jernih. Mereka basahi tubuh mereka.
Karel mengeluarkan sebuah boneka kecil berbentuk angsa putih.
“ Len, cantik kan? Aku sengaja membelinya buat kamu.”
“ Buat aku? Makasih ya Rel.”
“ Helen, kamu janji ya kita akan selalu jadi sahabat. Danau ini jadi saksinya, loh.”
“ Iya, aku janji.Kamu juga ya.”
Sementara itu Karel masih memikirkan akan kepindahannya, haruskah Helen tahu akan kepindahannya. Karel coba untuk ngomong.
“ Helen, aku ingin bicara penting sama kamu. Kalau aku…aku…aku akan…” belum selesai ia bicara tiba-tiba saja setetes darah keluar dari hidung Helen. Sampai Karel lupa dengan yang akan di sampaikan
“ Len kamu nggak apa-apa?”
“ Engggak apa-apa aku Cuma mimisan kok.” Sambil mengusapnya
“ Sebaiknya kita pulang yuk!”
Malam hari
“ Apa! Ke danau? Malam-malam gini?”
“ Ayolah, ada sesuatu yang ingin aku tunjukin sama kamu.”
“ Ok deh” Helen mengambil syal dan mereka berangkat ke danau.
Karel akan memberikan kejutan yang belum pernah Helen lihat sebelumnya. Dengan mata di tutup Helen diboyong ke pinggir Danau. Walau malam hari tetapi terangnya bulan mala mini jadi lampu sendiri di malam hari.
Satu detik…
Dua detik…
Tiga detik …
Ketika itu pula tiba-tiba segerombolan makhluk bercahayamenghiasi malam di danau menambah warna di malam itu. Ya, kunang-kunang malam bermunculan menghiasi danau berkelap-kelip bagai lampu hias.
“ Satu, dua, tiga. Sekarang kamu boleh buka mata.” Ujar Karel memberi kejutan. Perlahan-lahan Helen membuka kedua kelopak  matanya. Segerombolan kunang-kunang malam beterbangan di hadapannya puluhan, bahkan ratusan, terlihat indah sekali. Ikan-ikan, katak, angsa dan hewan sekitar danau seperti terbangun tidak ingin melewati malam indah ini.
“ Wahh….indahnya….”
Keduanya memandang ke angkasa. Melihat sang kunang-kunang terbang tinggi.
6 Tahun kemudian…
Helen berdiri sendiri di tepi danau. Ia menatap iri pada sepasang angsa putih yang terlihat begitu mesranya. Sekawanan hewan itu sepertinya menyambut pagi dengan penuh bahagia. Tetapi tidak bagi Helen ia termenung sendiri mengingat kembali kenangan bersama sahabat nya dulu di Danau ini. Danau ini menjadi saksi persahabatan mereka. Ya, Karel dan Helen. Kenapa karel pergi begitu saja setelah kelulusan mereka di sekolah dasar yang mempertemukan mereka berdua dan menjadi sahabat sepermainan di danau tempat mereka bermain. Boneka angsa masih di genggaman Helen. Berharap sepenggal cinta ini akan mejadi indah.








Selasa, 16 Oktober 2012

Jalan-Jalan Ke Candi Muara Jambi



Candi muara jambi di Sumatera yang terbuat dari batu bata merah, sudah lama menjadi obsesi saya untuk mengunjungi dan melihatnya secara langsung karena sudah sekitar 7 tahun tidak pernah kesana lagi. Dan tibalah kesempatan itu datang, pada hari Sabtu tanggal 7 Juli 2012 yang lalu saya mengunjungi situs kawasan Candi  tersebut di Muaro Jambi.  Keinginan yang sudah lama terpendam akhirnya kesampean juga,  selain sebagai ajang penelitian sekaligus sebagai ajang jalan-jalan bersama teman-teman sekelas SPI semester 4, ketika sampai di gerbang kawasan candi ada sesuatu yang lumayan WAHH bagi saya, ternyata begitu banyak perubahan setelah 7 tahun tidak pernah lagi ke candi muara jambi ini. Sungguh luar biasa ada kemajuan. Dengan mengendarai sepeda motor, setelah membayar karcis seharga 10.000 rupiah, lalu kami langsung memakirkan motor kami ditempat parkir. Saya  benar-benar menikmati keindahan dan keasrian kawasan candi muara jambi sambil duduk-duduk sebentar, keadaan candi yang jauh berbeda dari 7 tahun yang lalu. Kemudian beberapa penyewa sepeda sibuk memangil-manggil saya menawarkan sewaan sepedanya.
Untuk kondisi candi itu sendiri menurut saya lumayan penataan tempat penjualan ataupun pedagangnya berjejer rapi, kebersihannya juga lumayan. Walaupun masih banyak sampah-sampah daun berserakan, tetapi maklum karena banyak di Tanami pohon duku sehingga sampahnya kerap jatuh dan mengotori sekitar tempat ini. Sarana dan prasarananya juga lumayan lebih baik dari 7 tahun yang lalu, seperti adanya tempat pusat informasi yang memadai, kemudian ada mushola untuk ibadah, ada toiletnya, adanya tempat pembuangan sampah, dibangun pula pondok-pondok untuk pengunjung beristirahat, ada tempat penyewaan sepeda untuk berkeliling di kawasan candi tersebut, yang jelas fasilitasnya cukup memadai sebagai kawasan wisata, saat ini pun candi muara jambi mulai ramai di kunjungi pengunjung terutama pada hari-hari weekend sabtu dan minggu. Kami berkeliling sepuasnya dengan sepeda sewaan. Lumayan lelah namun menyenangkan. Layak untuk jadi andalan wisata Jambi.